Review Tes MBTI
Saya baru pertama kali melakukan tes MBTI. Tes yang saya ikuti ini difasilitasi oleh pak Sunartoto. Ada beberapa pelajaran yang saya dapatkan. Dugaan saya tentang diri saya ternyata tidak sepenuhnya benar. Hal itulah yang menyebabkan saya terkadang sering kesusahan jika menentukan kehendak hati saya, saya terkadang bimbang dan ragu sebenarnya apakah saya nyaman dengan kondisi yang ada. Hasil tes MBTI oleh pak Toto menunjukkan saya bertipe INTP (Introvert Intuitive Thinking Perceiving) Saya ingin lebih tahu lebih dalam bagaimana sebenarnya tipe kepribadian saya ini. Jadi saya melakukan tes MBTI lagi secara online dan nyatanya tes menunjukan hasil yang sama. Lalu saya membaca uraian mengenai orang bertipe INTP. Ternyata memang tipe tersebut menggambarkan diri saya yang sesungguhnya. Saya cenderung lebih suka melakukan sesuatu sendiri. Saya bukan bermaksud anti sosial, saya tetap berinteraksi dengan orang lain sesuai kebutuhan saya. Bisa dikatakan saya hanya bicara seperlunya, atau mungkin saya yang tidak punya banyak bahan pembicaraan. Saya lebih menyukai sesuatu yang abstrak. Saya ingin mengetahui segala sesuatunya dari konsep-konsep dasarnya. Saya lebih banyak menerima keputusan dari pada menentukan keputusan. Lalu saya berdiri menikmati angin sendirian, sungguh menenangkan. Selah saya sadar bahwa saya memang bertipe introvert saya merasa lega. Terkadang di kesendirian saya terselip rasa gundah, saya bertanya kepada diri saya sendiri, ‘mengapa saya lebih suka sendiri?’ ‘mengapa saya lebih nyaman mencari tempat saya sendiri?’ dan kesendirian saya ini memberikan ketenangan serta sesekali menimbulkan ironi dalam benak saya, ‘mengapa sungguh sulit menemukan sahabat yang benar-benar sahabat untuk berdiri bersama saya menikmati angin?’ Sekarang setelah saya menyadari bahwa inilah saya, saya memang memiliki dasar kepribadian yang seperti ini, jadi apa salahnya? Jika memang kondisi ini yang nyaman untuk saya maka nikmati saja tidak perlu bersedih hati, tidak perlu memikirkan orang beranggapan apa. Nikmati saja semilir angin ini. Itu pelajaran yang saya dapat tentang diri saya. Saya juga mendapat pelajaran tentang bagaimana saya memandang orang lain. Selama ini mungkin terkadang saya sedikit terganggu jika di suatu kerumunan ada kelompok orang yang berbicara keras-keras. Seolah-olah dunia ini adalah milik mereka. Namun akhirnya saya sadar, itulah sifat mereka, sungguh tidak bijak jika saya tidak mau menerima sifat mereka tersebut. Bukankah setiap orang punya standar kenyamanan masing-masing? Namun saya rasa akan lebih bijak lagi jika kita saling mengerti dan memahami satu sama lain. Akan lebih baik jika kita tidak mengambil satu sudut pandang saja. Akan lebih baik jika kita tersenyum dan menikmati situasi yang ada. “Saya mungkin akan berusaha menyesuaikan diri sesuai kondisi dimana saya berada tetapi saya pasti akan kembali menjadi diri saya sendiri.” (Medeline Citra Vanessa, 31 Oktober 2015)